PT STANIA Resmi Buka Pabrik di Batam Produksi Solder Timah Berkualitas

PT STANIA Resmi Buka Pabrik di Batam Produksi Solder Timah Berkualitas. F Roma Uly Sianturi

BATAM – Upaya mendukung program pemerintah dalam hilirisasi mineral timah, PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA) membuka pabrik baru di Kawasan Industrial Tunas Prima, Kabil, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas, memperkuat infrastruktur industri dalam negeri, serta meningkatkan peluang usaha di Indonesia dengan tersedianya lapangan pekerjaan baru.

STANIA merupakan perusahaan afiliasi arsari tambang yang bergerak di bidang Industri pembuatan logam dasar bukan besi dan perdagangan besar. Akan memproduksi solder berbahan dasar timah yang memiliki bentuk bervariasi mulai dari solder wire hingga solder paste.

Dengan sistem produksi Low Carbon Emission yang memanfaatkan bahan baku timah ingot, diproduksi dengan menggunakan sistem rendah karbon dari Arsari Tambang, PT STANIA akan menjadi salah satu penyedia produk-produk solder utama dan terbaik di dunia yang mendukung industrialisasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dan menjadi salah satu pemasok solder terpercaya, melayani semua pelanggan dan calon pelanggan dengan sepenuh hati.

Selain memproduksi solder secara efisien dengan menggunakan proses produksi, sistem, dan bahan baku yang rendah emisi karbon, PT STANIA juga menerapkan standar international ISO 9001 pengendalian mutu, standar internasional ISO 14001 pendekatan terstruktur untuk perlindungan lingkungan.

BACA JUGA:  Kartu Fuel Card di Batam Resmi Berlaku, Begini Cara Mendaftar untuk Kendaraan Roda Empat

Selanjutnya standar internasional ISO 50001 terkait energi, dan standar internasional ISO 45001dengan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dalam pengelolaan keselamatan kerja dalam setiap kegiatan operasionalnya secara berkelanjutan.

Serta membangun kapasitas personel yang berkualitas sehingga setiap karyawan memiliki kompetensi di bidangnya dan memberikan nilai tambah kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan.

Komisaris Utama PT Arsari Tambang, Hasyim S. Djojohdikusuma mengatakan hilirisasi akan dilanjutkan dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo saat pemerintahan Prabowo Subianto. Target produksi pabrik ini dalam tahap pertama kurang lebih 2000 ton solder setiap tahun dengan omset Rp 1.2 triliun pertahun.

“Tujuan kami adalah ekspor. Kegunaannya untuk alat-alat elektronik. Misalnya mobil-mobil listrik, handphone, alat-alat Televisi, Radio, segala elektronik itu perlu Solder Timah,” kata Hasyim, Jumat (10/5/2024).

Ia berharap perusahaan ini bisa berkembang dan kompetitif. Pemerintah setempat bisa memberikan fasilitas yang baik.

BACA JUGA:  Kampanye di Belian, Rudi Bocorkan Program Mempercepat Laju Ekonomi Tanjungpinang

Didukung juga dengan tenagakerja yang berkualitas dan terampil, bisa mendapatkan Rp 1,2 Triliun. Dengan 2000 ton, pasar yang bisa didapat sampai 16 ribu ton pertahun.

“Karyawan tetap ada 80 orang, karyawan kontrak 240 orang,” katanya.

Ia melanjutkan saat ini banyak pabrik elektronik membutuhkan solder sebagai unsur pengikat atau lem untuk komponen-komponen. Terutama buat Pabrik yang berpindah dari China ke Vietnam.

Lantas kenapa memilih Batam? Komisaris Utama PT Solder Tin Andalan Indonesia, Aryo Djojohadikusumo mengatakan target pasar adalah ekspor. Namun, yang lebih luar biasa dari Kota Batam adalah banyaknya pabrik elektronik di Batam dan akan bertambah terus.

“Misalnya Infineon, Vegatron dan lainnya. Bahkan banyak sekali orang Indonesia yang tidak tahu, bahwa I-Phone pun di produksi di Kota Batam,” katanya.

Selain itu, pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Pemerintah Kota Batam dan BP Batam telah memberikan fasilitas yang mudah dalam bentuk fiskal. Sehingga bisa menambah kapasitas sangat mudah dan bersaing bersama kompetitor kita.

BACA JUGA:  Isdianto Bersamai Kampanye HMR di Seibeduk: 2 Putra Terbaik Kepri Ada di Sini

“Banyak timah republik Indonesia yang sudah diekspor ke Korea, Amerika, Eropa, China Taiwan, India dan Amerika,” katanya.

Aryo menuturkan harganya juga lebih berkompetitif. Menghasilkan penjualan lebih dari 1.2 triliun pertahun.

Di tempat yang sama Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad mengapresiasi Groundbreaking tersebut. Menurutnya ini adalah bukti bahwa Kota Batam memiliki infrastruktur yang cukup.

Provinsi Kepri adalah provinsi terbesar saat ini dengan memiliki 2408 pulau. Berbatasan dengan negara-negara Asean.

“Kita berhampiran dengan Selat Malaka dan Singapura,” katanya.

Pemerintah pusat berharap Kepri ini menjadi sumber lumbung perekonomian negara. Oleh sebab itu pemerintah daerah harus saling berkolaborasi.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, Kadisperindag Kota Batam, Muhammad Rudi, Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Reza Khadafy, Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP BatamAriastuty Sirait, Wakil Ketua III DPRD Kota Batam, Ahmad Surya, Ketua DPD Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kepri, Iman Sutiawan. (rom)